Selasa, 12 Juli 2011

HATI NURANI

Sudah lama banget nggak sempat post disini. Karena sibuk, nggak sempat, lupa, nggak ada ide, dll. Banyak hal yang bikin blog ini sedikit terbengkalai. Mohon ampun buat pembaca (kalau ada pembaca selain diriku sendiri :P)

Kali ini mau sedikit share aja. Mengenai diriku sendiri. Belakangan statement ini sering melintas di kepalaku : "Peperangan terberat adalah peperangan melawan diri sendiri." Lah, kok perang? Ya, hidup adalah perjuangan kan? Perjuangan yang kumaksud disini adalah perjuangan untuk menjadi manusia yang semakin hari semakin baik, semakin menjadi berkat buat orang-orang lain di sekelilingku. Dan dalam perjuangan itu, sering sekali (kalau tidak kusebut dengan ekstrim setiap hari) aku harus berjuang dan berdebat melawan diriku sendiri. Dalam banyak hal.

Berapa sering pikiran, tindakan, dan kata hatiku tidak sinkron satu sama lain. Pikiranku berkata A, hatiku bilang B, tapi akhirnya aku bertindak C. So, yang mana yang benar? Nah, berikut analisa-ku :

Manusia terdiri dari 3 elemen : tubuh, jiwa, roh. Dan ketiga elemen tersebut ikut berperan dalam kejadian yang kita alami.

Tindakan
Tindakan adalah bentuk fisik dari keputusan yang kita ambil, baik yang dilakukan secara sadar maupun tidak sadar. Tindakan inilah yang paling menentukan kejadian selanjutnya yang akan kita alami, karena bentuknya fisik jadi direspon secara fisik pula. Nah, tindakan ini termasuk dalam kategori TUBUH.

Pikiran
Pikiran termasuk di area JIWA. Pikiran inilah yang mengolah informasi yang diterima untuk kemudian menghasilkan respon dalam diri kita. Banyak kali, pikiran inilah penyumbang andil terbesar, atau bisa dibilang penentu dari tindakan yang kita lakukan.

Hati Nurani
Hati nurani merupakan implementasi dari roh. Hati nurani yang kumaksud bukanlah perasaan/emosi, tapi sebuah bagian yang terpendam di dalam diri kita yang kadang-kadang menyuarakan pendapatnya dengan suara tipis sekali. Hati nurani ini bagian dari ROH. 

Dalam banyak kali, ketika aku berada pada sebuah persimpangan dan harus menentukan pilihan, reaksi pertamaku sebelum bertindak adalah berpikir. Pilihan mana yang harus kuambil, opsi mana yang paling bermanfaat untukku, dsb. Otomatis pikiranku langsung bekerja menghitung untung-rugi dari pilihan-pilihan di hadapanku. Setelah pikiranku sibuk dan sampai pada sebuah kesimpulan, barulah giliran hati nurani-ku bekerja. Tugasnya seperti sensor, apakah pilihan yang ditentukan pikiranku akan membawa dampak positif/negatif terhadap diriku. Kalau sensornya berbunyi, berarti hati nurani bilang itu bukan pilihan yang terbaik.

Namun... Keputusan tetap berada di pikiran kita, apakah kita akan mengikuti hasil perhitungan untung-rugi atau hasil sensor si hati nurani. Maklum, si hati nurani itu halus sekali, sehingga dia hanya menyensor tanpa memaksa tubuh bertindak, beda dengan pikiran yang memiliki kuasa mengatur tubuh. Survey membuktikan, eh maksudnya hasil survey terhadap pilihan-pilihan yang kuambil di masa lalu, pilihan terbaik yang kubuat adalah ketika aku mendengarkan si hati nurani. Meski kadang bertentangan dengan pola pikirku, hati nurani tahu benar mana yang benar dan salah, makanya tepat jika disebut sensor.

Lalu kesimpulanku : Hati nurani (roh) manusia yang berfungsi seperti mesin radar dan roh, meskipun tidak terlihat, keberadaannya memiliki peran sangat penting bagi kita untuk menentukan pilihan terbaik dalam hidup. Biarkan hati nurani menjadi pemimpin di antara ketiga bagian diri anda.

So, dengarkanlah hati nurani anda. Biarkan hati nurani menjadi pemimpin di antara ketiga bagian diri anda. Dia tahu yang terbaik untuk anda, dan dia akan membawa anda pada keputusan yang tepat. Perjuangan dan peperangan akan terus terjadi setiap hari, bahkan mungkin setiap saat, tapi yang terpenting adalah anda tahu pihak mana yang seharusnya menang dan membawa anda pada kemenangan. Build your spirit up! ;)


gambar : arunals