Senin, 27 Desember 2010

Money Ruins...

Jangan pernah libatkan uang dalam hubungan pertemanan yang kita miliki, terutama pada teman-teman terdekat. Why? It could ruin the friendship. Just say that because I have experienced it myself. ^,^

Sekilas saja, dimulai dengan niat baik membantu temanku, berakhir dengan terlibat hutang dengan 7 digit angka. Bukan jumlah yang sedikit buatku. Dan yang menyedihkan adalah, hutang jutaan rupiah tersebut malah merusak hubungan pertemanan yang cukup dekat yang kumiliki dengan temanku itu. Awalnya aku berusaha supaya urusan perhutangan tersebut bisa selesai, namun ketika kulihat temanku seperti tidak punya niat untuk menyelesaikannya, mau nggak mau aku berkorban untuk membereskannya terlebih dahulu karena semua hutang itu tercatat atas namaku. Setelah semua kulunasi, masih belum ada juga insiatif apapun dari temanku, hingga akhirnya aku mengambil keputusan untuk 'forget it'. I think it's enough for me untuk berakting menjadi debt collector bagi temanku, supaya hubungan kami nggak lebih buruk dan anggap saja itu adalah harga yang harus kubayar untuk mendapatkan sebuah pelajaran dalam hidup. Tapi... Sayangnya, walaupun aku sudah nggak mempermasalahkan perhutangan itu, hubungan kami nggak lebih baik. Terlanjur...

Dan sekarang, aku mengalami hal yang relatif mirip, tapi dengan orang yang berbeda. Namun aku berharap ini hanya 'tersendat' saja, bukan 'macet total'. Jatuh di lubang yang sama? Haha... You can say that. Aku juga sempat berpikir begitu. Walaupun sempat ragu-ragu dan diingatkan oleh temanku yang lain, menurutku kali ini berbeda. Temanku yang satu ini adalah orang yang bertanggung jawab. Tapi... Kenyataan berkata lain, cicilan bulan kedua (dari dua belas) tak kunjung sampai ke rekeningku, membuatku harus menutupi pembayarannya dulu, again. Dan hubunganku dengan temanku ini juga menjadi hambar, padahal tadinya kami cukup dekat, kini jadi garing karena aku sendiri sudah nggak mau berperan menjadi penagih hutang, sehingga aku menunggu insiatif darinya saja, tapi...

Kedua kejadian ini membuatku banyak berpikir. Yang pertama adalah : Never involved money to our friendship! Ya kalau hanya beberapa puluh ribu atau bayarin makan dulu sih wajar, but don't get further. It could ruin, or worse, destroy our friendship. Kedua, berani berkata 'tidak'! Sometimes 'No' is the best answer we can get or give, untuk menjaga segala sesuatu tetap berada di tempatnya. Nggak selalu perubahan itu baik. Waktu hati nurani kita berbisik untuk menghindari hal yang baru, mungkin memang itu yang terbaik untuk kita lakukan.

Akar segala kejahatan adalah cinta uang. Itu kenyataan yang aku hindari. Aku nggak mau menjadi bad guy hanya karena alat tukar ini. Seharusnya kita, manusia, yang mengendalikan uang. Tapi banyak kali aku lihat, manusia yang malah dikendalikan uang. UUD, Ujung-Ujungnya Duit, begitu kata orang. Dan aku nggak mau menjadi orang yang UUD dan dikuasai uang. Money is just a tool. Period.

Oke. Ini akan jadi satu lagi pelajaran berharga buatku. Pelajaran dalam hidup memang kadang mahal harganya. Tapi mari kita lihat segala sesuatu dari sisi terangnya saja.

Smile! God loves us!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar